PembenihanPersiapan Media PemijahanPanjangnya cuma hingga 6 centimeter mampu dipijahkan dengan cara massal kepada ruangan yg tak terlampaui luas. Ruangpemijahan berupa bak semen atau akuarium di lengkapi dgn tanaman air juga sebagai penempel telur. Bak pemijahan berukuran (1 x 2) m atau (2 x 2) m, sedangkan akuarium (80 x 45 x 40) senti meter. Toleransinya pada suhu agak luas, adalah seputar 20 – 60oC, PH netral hingga basa. Suhu optimal utk pemijahannya 25oC & kesadahan rendah. Pengairan sebaiknya mengalir terus-menerus, tinggi air dalam bak lebih kurang 30 cm(Firman Nazrasul Hakim, 2010)Kolam yg difungsikan utk pemeliharaan induk berupa bak semen berukuran 6 x 4 x 1 m. Pakan yg diberikan berupa jentik nyamuk & pelet dgn frekuensi 2 kali sehari. Sampling kematangan gonad cuma dilakukandiwaktu bakal laksanakan pemijahan. Perubahaan air dilakukan teratur 2-3 kali sehari atau kalau nampak bernoda banyaknya setengahnya bersama mengakses saluran outlet dulu selanjutnya dimasukkan air baru dgn mengakses saluran inlet & menutup saluran outlet.Pemilihan & Pemeliharaan IndukMenurut Sayful gede(2007) usia calon induk sebaiknya tak kurang dari 6 bln, panjang tubuh minimal 6 centi meter. Induk betina apabila sudah matang kelamin perutnya membulat pula empuk bila diraba, warna tubuhnya biasa saja. Sebaliknya, ikan jantan lebih ramping & warna tubuhnya agak lanjut umur mencolok. Ikan jantan yg sudah matang kelamin tidak jarang beralihwarna, hidungnya jadi merah.Ikan jantan yg sudah matang kelamin tidak jarang beralih warna, hidungnya jadi merah. Ikan jantan & betina yg telah dewasa bakaldibedakan bersama trick menonton tingkat kecerahan warna yg dipunyai & wujud tubuhnya. Kepada ikan Sumatera jantan warna terlihat lebih menyala. Ikan betinamempunyai badan yg lebih berisi, padat. & buat ikan Sumatera betina yg telah siap berpijah kepada bidang perutnya mengembung.2.4.3 Pemijahan IndukTanaman air hydrilla yg sudah dicuci bersih dimasukan sampai memenuhi seperempat hingga setengah sektor luar bak pemijahan. Induk hasil seleksi dilepaskan pagi hri bersamaperbandingan jantan & betina 1 : 1. Kapasitas bak pemijahan ukuran 2 – 4 m2 yaitu 35 – 70 pasang atau 70 – 140 ekor yg terdiri dari 50 prosen jantan & 50 persenbetina.Pemijahan mulai sejak berlangsung sore atau tengah malam hri. Tanaman air juga sebagai ruang menempel telur mesti dikontrol buat mengetahui ikan telahbertelur atau belum. Aksi tersebut amat sangat mutlak lantaran telur amat sangat mungil & berwarna bening maka sepintas tak tampak. Pemijahan kebanyakan diawalibersama saling kejar-kejaran antara ikan jantan & betina diantara tanaman air. Buat pemijahan ini sebaiknya ukuran ikan betina jangan sampai terlampaui gede dari ukuran jantannya. Pemijahan ini berjalan dalam dikala singkat, terutama apabila pasangan yg dapat dipijahkan memperoleh air baru & ruangan pemijahan yg di lengkapibersama tanaman air berdaun lebar. Sesudah pemijahan, induk sebaiknya dipisahkan buat mengamankan telur yg baru dihasilkan dari pemangsaan oleh pasangan ygselesai memijah, dipindahkan ke dalam akuarium yg bersirkulasi buat mencegah kematian sebab kelelahan.Bila percaya ikan telah memijah & telurnya ada, indukserentak dibekuk & dipindahkan ke lokasi pemeliharaan semula, Telur-telur yg dihasilkan dari pemijahan berjumlah 150 – 200 butir per ekor, menempel kepada tanaman air dengan cara berkelompok. Telur-telur tersebut bakal menetas kurun waktu 24 jam. sedangkan telur yg menempel kepada tanaman air masih dibiarkan terhadap bak pemijahan hingga menetas. Telur bakal menetas dalam disaat 2 hri. Paling lambat 3 hri selanjutnya benih telah mesti diringkus buat dipelihara terhadap bak pendederan.Kalau terus dibiarkan di situ, dimanfaatkan suplai pakan ke dalamnya.2.4.4 Pemeliharaan & Penebaran LarvaMenurut Sunarya Wargasasmita (2002) telur yg sukses menetasjadi larva ukurannya teramat mungil bahkan lebih mungil dari sebatang jarum pentul. Oleh lantaran itu, pemanenan benih harus dilaksanakan dengan cara ekstra hati-hati. Pakai serok yg halus & larva yg tertangkap ditampung lalu dalam baskom plastik. Kepada diwaktu larva ditebarkan, dalam bak pendederan mesti sudah sedia pakanyg pas cocok ukuran & keadaan larva. Jikalau pakan tak disiapkan sehingga kepentingan pakan mesti disuplai dari luar bak & air yg dimanfaatkan mesti diendapkan dulutatkala 24 jam.Kepada pekan perdana, larva dikasih infusoria lantaran tetap lemah, belum aktif, & media pencernaannya belum terbentuk sempurna. Memasuki pekan ke tiga, benih telah lebih kuat pula aktif sehingga pakan telah bisa ditukar bersama pakan kesukaannya. Pakan penambahan berupa tepung pelet halus atau cacing sutera diberikan hingga akhir pemeliharaan sewaktu sebulan atau sebulan setengah.Pemeliharaan larva dilakukan dalam akuarium terhadap kala berusia 1-7 hri. Gerakan teraturyg dilakukan merupakan pemberian pakan berupa kuning telur yg sudah diencerkan dgn air dari hri ke3 hingga hri ketujuh dgn frekuensi 2 kali sehari & sesudah itu pakanditukar dgn diberikan tepung udang merk dagang FENG LI dengan cara adlibitum atau hingga kenyang bersama frekuensi 3 kali sehari. Penyiponan dilakukan 2 kali sehari atau diwaktu air kelihatan bernoda dgn memanfaatkan selang plastik dgn diameter 0,5 senti meter & sekaligus perubahaan air bersama menyurutkan setengah sektorkeseluruhan air dalam akuarium & menggantinya bersama air baru yg sudah lebih dulu diendapkan. Sesudah berusia satu pekan larva dipindahkan ke kolam pemeliharan larva. Pengamatan perilaku & pengukuran bobot & panjang badan larva dilakukan tiap-tiap pekan hingga larva berusia 50 hri.Kolam pemeliharaan larva memakai bak semen berukuran 2 x 2 x 0,5 m. Aktivitas yg dilakukan dalam persiapan kolam dimulai bersama menyikat bak supaya sisa-sisa kotoran yg menempel jadi lepas, seterusnyadilakukan pengeringan kolam bersama mengakses saluran outlet & menutup saluran inlet hingga air dalam kolam ke luar seluruhnya. Sesudah dibiarkan selagi 2 hri, kolam diisi air setinggi 30 centimeter & saluran outlet ditutup bersama memakai tutup saluran atau saringan halus. Gerakan pemupukan dilakukan bersama memanfaatkanpupuk kandang jumlahnya 2 kg, Urea bersama dosis 50 gram & TSP bersama dosis 20 gram yg dimasukkan ke dalam karung & diletakkan di bawah kucuran air masuk. Debit air yg masuk diatur se besar 0,5 lt/dtk. Gerakan pengapuran tak dilakukan sebab pengapuran bertujuan buat meningkatkan kesuburan & PH tanah, sedangkan basic kolam terbuat dari semen.Penebaran larva dilakukan terhadap pagi hri & aklimatisasi lebih-lebih dulu secara merendam wadah berupa kantong plastik yg terisi larva tatkala 15 menit & dimasukkan air kolam dengan cara bertahap maka suhu di dalam wadah sama dgn suhu di dalam kolam & larva dapat ke luar bersama sendirinya. Utk melindungi larva dari sinar matahari, kolam pemeliharaan diberikan enceng gondok secukupnya.PendederanPendederan yaitu aktivitas pemeliharaan ikan Sumatera (Puntius tetrazona) ukuran tertentu dari hasil gerakan pembenihan sebelum dipelihara di ruangan pembesaran. Ukuran benih ikan Sumatera yg dipelihara rata-rata dari ukuran 1 inchi sampai mencapai ukuran 2-3 inchi.Menurut Yuan Lie (2007) kolam pemeliharaan larva memanfaatkan bak semen berukuran 2 x 2 x 0,5 m. Aktivitas yg dilakukan dalam persiapan kolam dimulai bersama menyikat bak biar sisa-sisa kotoran yg menempel jadi lepas, seterusnya dilakukan pengeringan kolam bersama terhubung saluran outlet& menutup saluran inlet hingga air dalam kolam ke luar seluruh. Sesudah dibiarkan tatkala 2 hri, kolam diisi air setinggi 30 senti meter & saluran outlet ditutup bersamamemanfaatkan tutup saluran atau saringan halus. Gerakan pemupukan dilakukan dgn memanfaatkan pupuk kandang banyaknya 2 kg, Urea bersama dosis 50 gram & TSPdgn dosis 20 gram yg dimasukkan ke dalam karung & diletakkan di bawah kucuran air masuk. Debit air yg masuk diatur segede 0,5 lt/dtk. Aktivitas pengapuran takdilakukan dikarenakan pengapuran bertujuan buat meningkatkan kesuburan & PH tanah, sedangkan basic kolam terbuat dari semen.Penebaran larva dilakukan kepadapagi hri & aklimatisasi apalagi dulu bersama trik merendam wadah berupa kantong plastik yg terisi larva sewaktu 15 menit & dimasukkan air kolam dengan cara bertahapmaka suhu di dalam wadah sama dgn suhu di dalam kolam & larva bakal ke luar dgn sendirinya.Utk melindungi larva dari sinar matahari, kolam pemeliharaan diberikan enceng gondok secukupnya. Pengelolaan mutu air bersama pembuangan enceng gondok & pembersihan sampah-sampah & sisa metabolisme dgn memakai serokan (scoop net).Pemeliharaan di AkuariumMenurut Syaiful Agung (2009) ikan sumatra suka berenang bergerombol. Jikalau dipelihara dalam jumlah mungil, kurang dari 5 ekor, ikan inibisa jadi agresif & mengganggu ikan-ikan yg lain. Ikan-ikan yg lemah & kurang gesit bisa jadi amat menderita akibat gigitan ikan sumatra yg dominan, yg terutama bakalmenyerang sirip-siripnya. Dalam grup yg akbar, agresivitas ikan ini sanggup terkendalikan.Tangkas & berenang serentak, ikan sumatra bakal dipelihara bercampur bersamaikan-ikan yg sama gesitnya seperti ikan-ikan platis, kerabat lele, atau kerabat ikan raja hutan(Chromobotia macracanthus). Sebaiknya akuarium diisi serta bersamatumbuh-tumbuhan air juga sebagai tempatnya bermain-main. Ikan sumatra bersifat omnivora, sanggup dikasih makanan kering (buatan) atau mangsa hidup seperti cacing, kutu air atau jentik-jentik nyamuk. Ikan ini sanggup dibiakkan di dalam akuarium. Ikan sumatra betina mengeluarkan antara 150–200 butir sekali bertelur, ygdisebarkan di antara tumbuh-tumbuhan air. Telur bakal menetas sesudah 24 jam, & anak-anak ikan mulai sejak nampak aktif sesudah 3 hri. Sbg pakan anak ikan kepadaminggu-minggu mula-mula bakal dimanfaatkan udang renik
type='text/javascript'>
var labelArray = [
"HOBI",
"Ikan Hias Air Tawar"
];
var relatedPostConfig = {
homePage: "https://strategihobi.blogspot.com/",
widgetTitle: "
Related Posts:
",
numbrelatedPosts: 5,
summaryLength: 150,
titleLength: "auto",
thumbnailSize: 100,
noImage: "http://3.bp.blogspot.com/-dVB7DRrikP4/VpfpIbWPhlI/AAAAAAAACh8/E0Q2szZgwjg/s000/no-img-100.png",
containerId: "bpostrelated-post",
newTabLink: false,
moreText: "Read More",
widgetStyle: 3,
callBack: function() {}
};