Sunday, January 31, 2016

Cara budidaya Ikan Spatula


Ikan yg bertampang seram ini memang lah telah lama jadi ikan hias bagi sekian banyak penghobi ikan hias ekstrim sampai sekarang. Harganya pass mahal buat ukuran ikan hias, per ekor ukuran tertentu sanggup mencapai Rupiah 45 ribu. Ikan ini mempunyai wujud badan silindris memanjang menyerupai torpedo. Sirip punggung & sirip dubur aligator terletak terhadap sektor belakang badan terhadap posisi nyaris berlawanan. Mulutnya bermoncong panjang serupa buaya. Oleh lantaran itu, ikan ini dinamakanikan buaya. Ikan yg bergigi tajam ini dilindungi sisik yg berfungsi sbg perisai. Sisiknya yakni ganoid berbentuk intan yg saling bertaut. Ikan aligator rata rata berwarna coklat atau kehijauan kepada bidang atas tubuhnya. Sektor bawah tubuhnya adalah didaerah perut berwarna agak jelas. Warna daging aligator kemerahan, sedangkan telur berwarna kehitaman. Menurut info daging ikan aligator bisa dikonsumsi sedangkan telurnya yg berbentuk bulat amat sangat beracun bagi manusia, hewan & unggas air. Ikan aligator jantan mempunyai testis sedangkan ikan betina mempunyai ovarium. Ikan ini mempunyai jantung, hati, ginjal & saluran pencernaan. Terhadap ikan betina hati amat sangat mutlak buat pembentukan akan kuning telur. Ikan aligator agak sukar dibedakan antara jantan & betina. Perbedaannya bakal kelihatan jikalautelah mencapai kematangan gonad. Ikan tersebur dibedakan berdasarkan pengamatan terhadap morfologi badan. Induk betina perutnya menonjol, lebih lunak, & gede. Sementara induk jantan kebanyakan lebih ramping. Setidaknya ada 4 tipe ikan alligator yg biasa dipasarkan di sekian banyak toko ikan hias, mulai sejak dari tipe Spotted Gar (Lepisosteus Oculatus), Longnose Gar (Lepisosteus Osseus), Spotnose Gar (Lepisosteus Platostomus), Aligator Gar (Lepisosteus Tristoechus). “Kalau ciri-ciri umum seperti warna kehijauan atau abu-abu dgn bintik hitam & moncong biasa, itu type Spotted Gar. Sedangkan utk tipe Longnose tubuhnya lebih ramping & lebih mungil,” ungkap Roeswana, penghobi ikan ekstrim asal Jakarta. Tidak Hanya itu, tipe Spotnose nyaris mirip bersama Spotted Gar cuma saja warnanya berwarna cokelat. & tipeAlligator Gar sendiri warnanya condong kehitam-hitaman & bercak hitam, moncongnya serta lebih agung & lebih lebar. “Alligator Gar dengan cara wujud memang laheksotis & memang serupa bersama buaya. Panjangnya sendiri mampu mencapai ukuran jumbo. Aku sendiri pelihara sampai saat ini hingga ukuran 1,25 meter,” ungkapnya. Ikan Aligator tak sama dgn buaya atau aligator di. Dinamakan Ikan Aligator sebab wujudnya serupa buaya. Di daerah asalnya Ikan Aligator yg terhadap sistematika dimasukkan ke dalam keluarga Lepisosteussidae ini di kenal sbg gar fish. Dia hidup liar di benua Amerika di perairan Sungai Mississippi sampai Rio Grande Del Norte ygbermuara ke Teluk Meksiko. Di habitat aslinya ikan aligator lebih tidak sedikit berdiam diri di basic sungai yg berair dangkal atau di sela-sela tumbuhan rawa. Ikan Aligatoryg dalam keadaan biasa memiliki kegiatan lamban seperti ikan enggan dapat beralih gesit disaat memangsa ikan hidup yg sudah ditarget sbg mangsanya, sama sepertiseekor buaya atau Aligator memangsa buruannya. Kasus Jatiluhur Biarpun eksotis & menarik dikarenakan serupa bersama buaya alligator, nyatanya ikan ini berbahaya! Ikan aligator di anggap berbahaya lantaran dapat merusak sumber daya perairan. Ikan tipe ini memangsa ikan kategori lain yg berukuran lebih mungil. Di sekian banyakdaerah telah tidak jarang dilaporkan penemuan ikan type ini & menciptakan geger masyarakat. Bahkan ikan ini pernah disangka hewan jadi-jadian di satu daerah tertentu. Puncaknya berlangsung di Waduk Jatiluhur, Purwakarta ikan ini dilaporkan sempat menyerang manusia Kepala Lembaga Perikanan & Peternakan setempat Herry Hermawan, penemuan ikan itu telah lama berada di Waduk Jatiluhur. “Kemarin pernah dibekuk oleh penangkap ikan di waduk, panjangnya mencapai 1 meter. Awalnya ikan itu milik salah satu entrepreneur budidaya disini. Dikarenakan dilarang, pembisnis berangkat ke Jakarta & seluruhnya dipindahKelihatannya ada 6 ikan alligator ygtersisa di karamba & terlepas,” ungkap Herry. Menurut pernyatan Saefuddin, masyarakat seputar Waduk Jatiluhur jebolnya karamba jaring apung berisi ikan aligator iniberlangsung 5 bln dulu & diduga induk ikan aligator seberat 2,5 kwintal berkeliaran. “Ikan itu tentu telah beranak sekarang inilantaran tidak sedikit yg menonton ikan itu muncul. Belum lagi jaring pembudidaya pula telah tidak sedikit yg rusak. Namun mereka tidak berani buat masuk air. Takut digigit,” papar Saefuddin. Ikan alligator inikebanyakan menampakkan diri dikala sore hri di pinggiran waduk Dipaparkan oleh Herry, ikan ini berbahaya bagi penangkap ikan & kelangsungan spesies di Waduk Jatiluhur. “Ia dapat memangsa ikan mungil, belum lagi ikan alligator dewasa dapat merusak jaring para pembudidaya ikan setempat. Jika dibiarkan, ikan itu dapatmeneror nasib bisnis 1000-an pembudidaya ikan di waduk itu,” terang Herry. Herry mengaku Lembaga Kelautan & Perikanan Purwakarta mengajak penangkap ikan utkmemburu ikan predator ini bersama peralatan hususWawasan berkaitan ikan predator ini serta senantiasa disosialisasikan oleh Lembaga sesudah ditemukannya ikan.Demikian serta dgn Pegawaibakal jalankan penyelidikan. Terkait bersama siapa yg memelihara ikan tersebut. Pasalnya, apabila tidak ada yg memelihara, tak bisa sajaikan tersebut ada di perairan Waduk Jatiluhur. BOX Mesti Langsung Diburu! Menurut Kepala Balai Penelitian Pemulihan & Konservasi Sumber Daya Ikan di Balitbang Kementerian Kelautan & Perikanan, Fayakun ikan invasif seperti ikan alligator ini amat berbahaya bobot ikan aligator yg lepas di Jatiluhur mencapai 60 kilogram. “Sifat ikan alligator itu, mereka tahan utk tak makan berhari-hari. Tetapi apabila di lokasi tersebut sedia tidak sedikit makanan, ikan aligator dapat makan sebanyak-banyaknya.& perbandingan bobot badan dgn makan mampu mencapai 1 : 10. Bersama kata lain, ikan ini mampu makan mencapai 600 kilogram ikan mungil!,” ungkap Fayakun. Dgnporsi makan yg rakus seperti ini, dapat dijamin ikan dalam Waduk Jatiluhur atau tempat lain sanggup terancam. Lebih-lebih jikalau tempat tersebut jadi ruang budidaya ikan lain, kerugian ekonomi pula tidak mampu terhindari. Opini nyaris mirip pun di sampaikan oleh Sulistiyono, peneliti senior dari Institut Pertanian Bogor, perkembangan pesat dari ikan alligator ini disebabkan tak adanya predator alaminya. Berlainan dgn di Sungai Amazon yg tetap terdapat tidak sedikit predator alami dari ikan alligator ini. “Sekali berkembang biak, ikan ini dapat bertelur sampai 400 butir & 10 persen diantaranya jadi ikan alligator dewasa. Usianya sendiri tergolong lumayanpanjang, sanggup mencapai puluhan th,” terang Sulistiyono. Berkenaan penyerangan pada manusia, dapat berlangsung jikalau dalam waduk telah tak terdapat ikan mangsaannya. Oleh lantaran itu, pemilik ikan yg menangkarkannya di waduk pula mesti diusut & bertanggung jawab. “Solusi jangka pendeknya mesti dibekuk bekerja sama bersama penangkap ikanlantaran ga ada jalan lain. Penangkapannya pula dapat dilakukan terhadap tengah malam hri dikarenakan ika ini bersifat nokturnal, atau berkeliaran di tengah malam hri. Pinggiran waduk jadi ruang favoritnya dikarenakan tidak sedikit sumber makanan mulai sejak dari ikan sampai cacing,” ujar Sulistiyono. Jangka panjangnya, pemerintah mesti cepat mengeluarkan aturan impor dari ikan hias predator seperti ini. Penghobi pula mesti disosialisasikan menyangkutberbahayanya ikan asing karnivora yg masuk ke Indonesia lantaran dapat jadi hama. Penghobi mesti sanggup menjaga ikan tersebut kalau menggunakannya sbg ikan hias,terlebih hingga membudidayakannya sembarangan.
Share:
type='text/javascript'> var labelArray = [ "HOBI", "Ikan Hias Air Tawar" ]; var relatedPostConfig = { homePage: "https://strategihobi.blogspot.com/", widgetTitle: "

Related Posts:

", numbrelatedPosts: 5, summaryLength: 150, titleLength: "auto", thumbnailSize: 100, noImage: "http://3.bp.blogspot.com/-dVB7DRrikP4/VpfpIbWPhlI/AAAAAAAACh8/E0Q2szZgwjg/s000/no-img-100.png", containerId: "bpostrelated-post", newTabLink: false, moreText: "Read More", widgetStyle: 3, callBack: function() {} };
Powered by Blogger.

Blogger templates